Kamis, 30 Juni 2011

Menutup Juni : Satu Jam yang Berharga

            Tak terasa, hari ini tanggal 30 Juni. Tak terasa, hari ini pertengahan tahun. Tak terasa..besok weekend lagi.Hari ini saya menutup Juni dengan sesuatu yang tidak biasa. Ya, mulai hari ini, jam biologis saya berubah. Penyebabnya tak lain tak bukan adalah kebijakan KAI dengan single operation-nya. Setiap KRL baik commuter line atau ekonomi akan berhenti di tiap stasiun. Konsekuensinya jelas, butuh waktu ekstra dari biasanya. Demi sesuap nasi dan mudah-mudahan berlian, saya pun mau tak mau harus berangkat lebih pagi dari biasanya.
          Semalam, saya sudah mempersiapkan diri untuk hari ini. Baju kerja sudah saya siapkan, tas dan peralatan kosmetik saya sudah saya masukkan, handphone sudah saya charge. Jadi, begitu saya bangun, saya tinggal mandi, makan, dan berangkat. Itu rencana saya semalam. Dan...ketika alarm berbunyi pukul 5 tepat..saya bangun, kemudian tidur ayam- ayam sekitar 15 menit. Berikutnya, mandi, makan. Jam 6 kurang 5 saya sudah menuju stasiun. Saya akan naik kereta jam 6.25. Eng...ing...eng...keretanya PENUH!!!!Dan..saya baru sampai kantor jam 7.50! Damn...kebijakan macam apa ini? 
            Cerita waktu pulang kantor lain lagi. Saya ikut KRL Bogor ke Juanda. Pilihan saya tepat. Di stasiun Gondangdia penumpukan penumpang terjadi...Damn *lagi* Dan...di cikini, manggarai, jatinegara..masih ada aja yang naik...keretanya bukan sesak lagi..tapi berdiri sempurna pun saya tak mampu. Untung saya berada di gerbong wanita. Kalo di gerbong umum? hufffttt...ga kebayang gesekan- gesekan yang terjadi. 
            Selama perjalanan pulang, saya lihat ibu- ibu di sekitar saya. Ada yang muda,ada yang setengah tua, ada yang tua. Saya masih merasa beruntung...saya pulang tak ada yang menunggu...kalau ibu - ibu ini? Berapa jam mereka meninggalkan rumah, meninggalkan , terutama anak- anak mereka. Berapa jam waktu yang tersisa untuk anak- anak mereka? Jika biasanya mereka bisa naik kereta jam 7 pagi, artinya mereka masih sempat memandikan anak mereka misalnya, dengan jadwal yang baru, apa mereka harus keluar rumah saat anak-anak masih terlelap? Jika biasanya mereka bisa sampai jam 6 sore, artinya mereka masih sempat menemani anak- anak mereka mengerjakan PR , apa mereka sekarang masih sempat melakukan itu? Sungguh, kebijakan baru ini membuat jam biologis penumpang menjadi berubah. Dan konsekuensinya : satu jam yang berharga hilang begitu saja. Hmmm...apakah pembuat kebijakan mempertimbangkan hal ini ya? Belum lagi, dengan molornya jadwal membuat emosi penumpang juga diuji. Kalo emosi ini terbawa ke rumah, siapa yang kena imbasnya? Anak- anak juga kan?
          Ah, saya yakin, semua ini hanya butuh adaptasi. Bukankah hidup di kota harus pandai- pandai adaptasi? Lama- lama akan terbiasa...dan  semoga, pembuat kebijakan komuter memikirkan masak- masak sebelum membuat kebijakan yang aneh- aneh seperti sekarang. Dan buat ibu- ibu yang saya temui tadi, 2 jempol untuk mereka..untuk perjuangan mereka...semoga tawa anak- anak mereka membuat mereka semakin yakin, apa yang mereka lakukan juga untuk kebaikan anak- anak. ENJOY KRL COMMUTER LINE ...welcome single operation !


ps....selamat meninggalkan Juni...semoga bulan Juli menjadi bulan yang penuh kebahagiaan untuk teman- teman semua!

Rabu, 29 Juni 2011

Cerita Rabu Libur !!!

            Rabu ini Rabu yang spesial. Ya, tanggal merah di tengah- tengah weekday sangat jarang ditemui. Biasanya sih, begitu melewati Rabu, harumnya weekend sudah mulai tercium. :D Dulu, waktu saya masih di kantor lama, saya suka ambil cuti di hari Rabu. Rasanya asik sekali, di saat teman teman yang lain berjibaku di depan komputer saya asik tiduran. Ha ha ha...jadi terus terang, saya suka ambil cuti untuk hal yang tak penting *ngabisin cuti aja* Padahal di hari cuti itu saya cuma tiduran aja di kos, nonton TV, baca majalah, ngemall atau nyalon. Ga penting kan? 
          Hari ini, saya tetap bangun pagi. Ya, alarm handphone saya penyebabnya. Sepertinya pola tidur saya sudah otomatis. Weekday bangun jam 6 kurang 15 , weekend bangun jam 8 :p. Nah, agenda saya juga tetap sama seperti weekend. Beres- beres rumah. Kali ini minus membersihkan kamar mandi dan cuci piring. Oh ya, pagi ini saya juga ngobrol dengan mama via telpon. Topiknya? ga jauh- jauh deh dari mengelola keuangan dan pernikahan. Ha ha ha...maksudnya pernikahan teman- teman saya...
           Nah, terinpirasi dari cerita Gaphe tentang motornya, saya akhirnya ke bengkel untuk servis Si Merah. Si Merah sudah saatnya diservis. JMasih memanfaatkan servis gratis,jam 11 saya ke bengkel AHASS terdekat. Dasar motor baru, keluhannya ga penting : gas kurang gede yang berakibat suka mati di lampu merah.Plus ganti oli.1, 5 jam lah saya di bengkel. Plus ngantrinya sih. Saya jadi ingat...waktu kuliah saya juga suka ke bengkel untuk servis motor. Bedanya, motor yang saya serviskan motor dewasa alias tahunnya udah tahun 1997an. (saya kuliah tahun 2003-2007). Nah, tiap servis, bawaannya deg- degan. Tiba- tiba mekaniknya bilang : Mbak ganti ini, Mbak ganti itu...Ha ha ha...tapi soal iritnya, jangan diragukan...teman- teman saya menjuluki motor saya si pelit! bensinnya bandel sih...hemat beib!
           Agenda selanjutnya adalah: ke Na****a. Tujuannya adalah beli cream- cream muka. nah tiap kali ke sini, saya agak was- was. Pertama, habis berapa ya? Kedua, takut disuruh konsultasi dan disuruh perawatan ini itu. Yaela..ternyata buat cantik itu mahal! Saya termasuk pasien yang bandel Jarang sekali perawatan. Terus terang saya kurang suka perawatannya. Antri lama, tindakan lama, dan kudu rutin. Jadi, hasilnya pun setengah- setengah. Nah, dulu waktu saya belum jadi pasien si N tadi, wajah saya penuh jerawat ! Jerawat batu pula...Saya ingat komentar dokternya ketika itu :'Ya ampun Mbak, mukanya kenapa?' Ha ha ha...langsunglah bonus tahunan pertama saya diinvestasikan ke si N itu. Dan eng ing eng...hari ini saya menabung 250rb untuk muka saya. Investasi! Ha ha ha

           Berikutnya, saya ke mall terkenal di Bekasi. Tujuan utama saya adalah ke salah satu salon training J. Ya, untuk menghemat, saya biasanya ke salon training J, toh perawatannya sama seperti di salon professionalnya. Bedanya, di salon training, kita hanya membayar produk saja, kan manpowernya masih training jadi ya gratis. Hasilnya ga beda jauh kok. Cukup 37 rb sudah dapat hair refresh dan vitamin dari Lo***l. Plus tips untuk si kapster. Tapi, kudu sabar ya antrinya. Saya harus menunggu 8 orang untuk merasakan hair refresh. Jadi, saya putuskan untuk jalan- jalan dulu keliling mall. Wow! mall seperti pasar! Rame banget...iyalah..libur, tanggal muda, musim diskon. Klop deh! Untung ga ada flat shoes yang saya suka, ga ada celana jeans yang saya taksir dan kemeja yang saya pengen. Tiap kali ke mall, saya harus menahan nafsu saya untuk ketiga item itu.Kembali ke cerita salon training dan rambut. Beberapa kali saya mengecat rambut saya. Saya bermain aman, warna coklat. Jadi , kalo kena sinar jadi berkilau. Ah, tapi itu hanya 3 bulan saja. Begitu lewat 3 bulan, warna peroksida-lah yang keliatan. Ya! rambut saya jadi rambut teyengan, alias besi berkarat. Jadi, tiap 3 bulan sekali saya harus mengecat ulang. Harganya? sekitar 200an! Nah, karena pengecatan itulah saya harus rajin ke salon training tadi. Asli, gara- gara cat rambut, rambut saya jadi kering, pecah dan seperti ijuk. Setelah rambut sehat mulai didapat, saya ga kapok juga menambahkan bahan kimiawi ke rambut saya. Bulan Desember kemarin, saya memutuskan untuk meluruskan rambut saya yang sebenarnya tidak keriting. Kali ini, saya agak menyesal. Selain harganya yang hampir 2 kali lipat pengecatan, rambut saya juga patah. Lagi- lagi saya harus perawatan. Kali ini saya benar- benar kapok menambahkan bahan-bahan kimia ke rambut saya. kasian rambut saya! Dan...saya mulai menemukan uban di rambut saya! apakah ini faktor umur atau faktor kimiawi? :p
           Acara berikutnya adalah, cuci motor! ga lengkap kan kalo motor udah diservis, tapi ga dimandiin? Jadilah motor saya kinclong..kincling..plus tarikannya mantap! asik...asik..asik...Tak lupa, saya bersihkan juga debu- debu yang nempel di helm merah saya. 
           Lumayan loh, saya keluar rumah jam 11 dan baru kembali jam 4 sore...tak terasa libur tengah minggu akhirnya berakhir...selamat datang kembali hari kerja...tapi lusa sudah boleh bernapas lega karena : selamat datang libur *lagi*
            Apa acara libur tengah minggumu ?????

Senin, 27 Juni 2011

Mari Berdoa

            Lima waktu dalam sehari Tuhan meminta waktumu, berapa kali kau menyapaNya?
          Satu kali dalam seminggu Tuhan meminta kehadiranmu, berapa kali kau datang memenuhi undanganNya?
         Hari ini, lebih banyakkah ucapan syukurmu dibandingkan keluhanmu untukNya?
         Semoga esok masih ada kesempatan untuk menyenangkan hatiNya. Amin

 
        
 

Senin yang Memilih


Hari ini hari Senin. Hari yang sibuk bagi sebagian karyawan. Senin ini juga Senin yang agak sibuk untuk saya. Tapi di sela- sela ke ‘agak sibukan’ saya itu, saya masih sempat mengobrol dengan seorang teman di dunia maya. Obrolan saya hari ini sebenarnya lanjutan dari obrolan sebelumnya. Tentang Jakarta. Ya, ibukota ternyata bagi beberapa orang tidak bersahabat, menyeramkan dan kadang kejam. Untuk saya? Biasa saja.
            Singkat cerita, teman saya ini berbagi cerita bahwa dia mulai stress dengan kemacetan ibukota. Siapa sih yang tidak mengeluh tentang kemacetan Jakarta yang akhir- akhir ini semakin menggila? Teman saya juga  kurang menyukai udara Jakarta. Siapa sih yang tidak mengeluh tentang polusi dan hawa panas di Jakarta? Saya berani bertaruh, kalau tidak menuruti kebutuhan dapur dan perut, pendatang di Jakarta sudah ingin kembali pulang ke daerah asalnya.
            Macet!
            Sebelum saya pindah ke bekasi, saya kos di daerah Anggrek Nelly, Slipi, Jakarta Barat. Kantor saya dulu di kawasan Rasuna Said, tepat di seberang kedutaan Australia. Sebenarnya, jika jalanan lancar, saya hanya butuh 45 menit untuk sampai ke kantor. Tapi, saya butuh waktu 1,5 jam untuk menempuh perjalanan Rasuna Said ke Anggrek Nelly. Jangan bayangkan saya naik angkutan umum yang nyaman. Pertama, saya naik kopaja 66 dari seberang kantor untuk keluar dari kawasan kuningan. Berapa waktu tempuhnya ? Ya ! hampir 40 menit. Setelah itu saya naik 46 atau P6. Berapa waktu tempuhnya? hampir satu jam ! Biasanya saya terjebak macet di gatsu dan MPR. Dulu, saya mengumpat dalam hati ! DAMN! Mobil gede- gede isinya Cuma tuan sama sopirnya, lihat dunk saya, kena asap sana sini. Tapi, lama- kelamaan saya terbiasa dengan macet itu. Dengarkan music, siapkan kipas dan camilan. Beres ! Jadi, daripada mengeluh dan mengumpat kemacetan, lebih baik menikmatinya kan? Yakinlah, semakin menyumpahi macetnya, semakin frustasi Anda dibuatnya.
            Polusi !
            Alasan saya memilih kos di daerah Anggrek Nelly karena daerah tersebut masih memiliki paru- paru udara di daerahnya. Ya, saya masih merasakan duduk di taman, burung kecil yang berkicau di pagi hari, yang pasti sekeliling saya bukanlah gedung bertingkat. Tapi, begitu keluar dari kompleks perumahan, saya akan menutup hidung saya dengan saputangan handuk yang selalu saya bawa. Asap  bis umum di Jakarta memang keterlaluan. Wajar, jika batuk dan pilek sering saya alami.
            Dulu, saat saya melakukan tugas saya di daerah Jakarta Utara, saya kaget dengan daerahnya. What? Saluran airnya tersumbat! Warnanya itu loh…menjijikkan! Tapi, manusia punya batas toleransi terhadap lingkungan sekitarnya. Tubuh akan menyesuaikan diri dengan lingkungan. Buktinya, dengan sanitasi yang seburuk itu, rasanya belum pernah ada wabah penyakit mematikan di daerah itu kan?
            Hidup itu Pilihan
            Hidup itu pilihan. Setiap pilihan punya konsekuensi. Setiap konsekuensi butuh adaptasi. Itu sudah hukum alam. Buat saya, masalah bukan terletak di Jakarta atau di kota yang lebih kecil. Menurut saya, permasalahan terletak pada diri sendiri, siapkah menerima konsekuensi dan beradaptasi dengan lingkungan? Jika tidak, silahkan pulang dan berkaryalah dengan hati yang tenang. Sekali lagi, hidup itu pilihan.


*didedikasikan untuk orang- orang yang membenci Jakarta*

Kamis, 23 Juni 2011

Happy Birthday, Christine

 
hari ini ulangtahunnya yang kelima
tak ada kado tak ada hadiah untuknya
tapi banyak doa dan kasih untuknya
semoga kebaikan dan kegembiraan selalu menyertainya

sebesar apa dia sekarang
berapa tingginya sekarang
tapi tawa renyahnya masih terngiang
dan poni dora itu masih kukenang

jangan nakal ya, de
makan yang banyak ya, de
jadi anak pintar ya, de
banyak doa untuk ade


* happy birthday, christine *

Senin, 20 Juni 2011

Seri Mengenal Diri Sendiri , Menjawab Sebuah Tantangan

              
                Berhubung saya kebagian tantangan  mba Rifka menuliskan 10 hal tentang diri sendiri, maka inilah 10 fakta tentang saya yang berhasil dikupas dalam tulisan ini.

Bintang saya adalah Sagitarius. Dan karakteristik Sagitarius melekat pada diri saya. Saya orang yang bersemangat, ceria, percaya diri , keras kepala, pemboros dan kadang kurang peka terhadap lingkungan sekitar.  Tapi saya orang yang menyenangkan kok :p

Saya memiliki suara yang merdu. Bukan bermaksud sombong, tapi memang itulah kenyataannya :p . Saya suka karaoke, atau menyanyi di acara kantor. Jaman SD dulu, saya terpilih  ikut lomba paduan suara tingkat kabupaten, 3x berturut turut loh, kelas 4, 5, dan 6. Ada yang mau hire saya untuk jadi vokalis? :D

Saya tidak suka makanan pedas. Karena sejak kecil saya tidak dibiasakan untuk makan pedas, karena itu saya tidak menyukai pedas. Lidah saya rasanya terbakar kalo makan makanan pedas dan keringat bercucuran. Kalo orang lain mengganggap itulah sensasinya, saya kebalikannya. Kesannya rempong makan sambil kipasan karena kepedasan. Nah, kalo saya pulang kampong dan beli rujak cingur, saya akan pesan rujak cingur tanpa cabe satupun. Penjualnya langsung tanya ‘Opo ora umor ta mbak?’ artinya ‘apa nggak hambar , mbak?’

Saya tiga bersaudara dan semuanya perempuan. Ya, saya adalah bungsu dari tiga bersaudara. Di rumah, papa adalah pria paling tampan, jelaslah serumah kan Cuma papa yang pria. Serunya waktu udah gede sih, bisa belanja bareng dan centil-centilan bareng. Hehehe
Ini salah satu kakak saya. Saya biasa memanggilnya Spekuk

Bentuk mata saya tidak simetris. Nah, ini uniknya, bentuk mata saya itu tidak sama persis. Jadi mata kiri saya agak lebih sipit dibanding mata kanan. Makanya, sekarang saya akali dengan efek eyeliner, jadi perbedaan itu tidak mencolok. Tapi saya tetap manis kan? Hehehe
Lihat baik- baik...mata saya tidak simetris, bukan?

Gaya busana saya adalah casual sporty. Karena tubuh saya yang mbois (mirip cowo, bahu lebar,red), maka busana yang cocok adalah casual sporty. Celana panjang, sekarang sih lagi suka celana lurus dan kemeja kerah V untuk menyamarkan leher saya yang pendek juga belt untuk asesoris. Saya juga suka mengenakan cardigan untuk menunjang penampilan saya.
Nah, ini salah satu penampilan saya yang casual sporty :D

Saya berbakat menjadi matchmaker. Saya senang mengenalkan teman saya yang satu ke teman saya yang lain. 1 pasangan sudah melangkah ke pelaminan loh…horeee…tapi sekarang saya cuti sementara sampai saya mendapatkan pasangan..hehehe..bukan apa-apa sih, kata orang kalo belum dapat pasangan jangan jadi matchmaker dulu, nanti malah ga dapat pasangan. Sebenarnya percaya ga percaya sih, tapi kalo sekarang saya sedang konsentrasi dulu untuk saya sendiri …hahahaha…makanya:comblangin saya dunkkk !!!!

Saya belum pernah ke Planetarium, Kota Tua dan Katedral. Kalo kota tua sih Cuma lewat aja, tapi kayaknya kalo belum pernah foto- foto di sana berarti belum bisa disebut ke kota tua ya? Belum pernah ke katedral karena belum ada panggilan untuk misa di sana..halah…bukan, saya lebih suka kepraktisan saja. Kalo ada gereja dekat tempat tinggal ngapain jauh-jauh ke katedral :p ? kalo ke planetarium sih , karena belum ada yang bisa diajak. Kalo saya mengajak teman – teman ke Planetarium, pasti tanggapannya :’ngapain? Ga ada apa- apanya’ Kan saya penasaran isinya apa…jadi, ada yang mau mengajak saya ke 3 tempat itu?

Jempol tangan saya mungil. Penyebabnya adalah kebiasaan saya yang suka memasukkan jempol tangan ke mulut. Kebiasaan ini saya bawa sampai kelas 6 SD. Hmm, selain jempol tangan yang mungil, saya merasa gigi atas saya agak tongos. Hehehe…Nah, saya dulu merasakan kenikmatan kalo memasukkan jempol tangan…eits, waktu saya kecil loh…jangan berpikir yang macam- macam ! kebiasaan itu susah dihilangkan, padahal mama sudah memcoba berbagai cara untuk menghilangkan kebiasaaan itu, 2 diantaranya adalah memasang perban di jempol sahya dan mengolesi jempol saya dengan jamu!

Saya menyukai  Nicholas Saputra. Saya suka dengan penampilannya yang cool, tatapan mata tajam yang menyelidik, juga wajahnya yang unik. Hahaha, saya penyuka mata kucing yang tajam seperti mata Nicho! Selain itu, aktingnya tidak mengecewakan, juga dia bukan actor yang numpang lewat alias modal tampang. Buktinya, dia punya gelar arsitek dari UI kan? Nicho…aku tunggu filmmu…:D

Nah itulah, 10 hal tentang Astrid. Apa ada yang kurang ya? Atau anda ingin menambahkan atau sekedar bertanya…silahkan….!!!!
 #maaf, kali ini saya agak narsis dengan menampilkan foto- foto saya :D#

Sabtu, 18 Juni 2011

Seri Kereta : Cerita di Tiap Stasiun


Stasiun Gondangdia, Pukul 17.20
A, adalah pedagang koran, majalah dan tabloid. Mengenakan rompi hijau muda terang dengan kantong di kiri dan kanan. Rambut gondrong, badan kurus. Melompat dari jalur 1, menyeberang rel, naik ke jalur 2. Begitu sebaliknya. Lumayan, ada juga  yang beli. Berapa penghasilannya? Entahlah, yang pasti kantongnya terisi uang receh dan lembar ribuan. Mungkin, sekali lagi mungkin, ada dana khusus yang dia sisihkan untuk membeli param kocok. Tidak mudah melompat dan naik jalur peron stasiun.
B adalah pengamen. Membawa tongkat, ya, penglihatannya kurang. Jalannya lurus, sesekali berhenti jika tongkatnya mengenai kaki orang. Lumayan, ada yang memberinya recehan di plastik bekas kemasan softener yang dibawanya. Berapa penghasilannya? Mungkin, sekali lagi mungkin, ada dana khusus yang dia sisihkan untuk memperbaiki radio butut yang jadi andalannya saat mengamen.
Stasiun Gambir, Pukul 18.00
            C dan beberapa temannya adalah kuli panggul. Berseragam kuning, berebut masuk ke gerbong kereta Taksaka yang hampir berhenti. Berapa penghasilannya? Entahlah …mungkin saja mereka kurang beruntung, penumpang di gerbong yang mereka pilih tidak membutuhkan jasa mereka.
Stasiun Kota, Pukul 18. 15
            D adalah pedagang lontong. Mengenakan kaos hijau bertuliskan merek lontong.Tangan kiri memegang keranjang lontong, tangan kanan memegang kantong plastik berisi martabak. Berebut menjajakan dagangan, tangan cekatan menerima uang, memberikan dagangan, dan member kembalian. Begitu ada teriakan ‘Hijau..hijau…jalan’, mereka berebut keluar gerbong. Tak jarang pembeli tidak sempat menyodorkan uang padahal makanan sudah di tangan. ‘Besok aja teh..’, kata penjual lontong. Berapa penghasilannya? Entahlah…mungkin saja harus dipotong lontong terjual tanpa uang.
Masihkah merasa tidak beruntung dengan pekerjaan dan penghasilan yang kita miliki sekarang? Masihkah mengeluh pekerjaan itu sungguh membosankan?

Senin, 06 Juni 2011

Seri Kereta : Marah tanpa Tau Melampiaskan Kemarahan Pada Siapa

          Rabu, 1 Juni 2011, kira- kira jam 17.50 kereta Bekasi Ekspress yang saya tumpangi berhenti di Stasiun Jakarta Kota. Seperti biasa, kereta akan berhenti sekitar 5 menit di sana. Dalam kesempatan yang sangat sempit itu, pedagang asongan akan masuk ke dalam kereta menawarkan dagangannya. Mulai dari krupuk kulit, glowing, lontong bu nunung (tampaknya ini yang menjadi favorit), sampai kursi lipat akan dijual di dalam kereta. Saat perjalanan dari Stasiun Gondangdia ke Jakarta Kota, saya merasa ,gerbong wanita , tempat saya duduk saat itu dijaga oleh beberapa petugas keamanan.
           Ternyata inilah yang terjadi,begitu pintu kereta terbuka, petugas keamanan segera berjaga di pintu, melarang pedagang-pedagang itu untuk masuk kereta. Beberapa menurut, meneriakkan  dagangannya dari pinggir pintu, tapi ada beberapa juga yang nekat masuk ke dalam kereta, walaupun akhirnya dihardik oleh petugas keamanan yang siap berjaga. Dan hal yang tidak diduga terjadi. Seorang pedagang kursi lipat mendorong badan petugas. Keributan pun terjadi!ya, keributan antara petugas keamanan dan pedagang.


Sisi pedagang :
Kalian tidak tau bagaimana sulitnya jualan. Kami hanya menjual dagangan kami ! berilah kami kesempatan, toh ada juga yang mau beli di dalam kereta ! TIDAK ADIL!!!!

Sisi petugas keamanan :
Kalian tidak tau bagaimana sulitnya tugas kami harus menertibkan pedagang! Tugas kami adalah membersihkan stasiun dari pedagang. Itu tugas kami, dan untuk itulah kami dibayar. Tidak dapatkah pedagang bekerjasama???

Sisi penumpang :
Aduh..lapar..mana pedagangnya? aduh...kok nggak jalan sih keretanya...bikin telat aja sampai rumah !petugasnya arogan deh...pedagangnya bandel...bikin kereta telat!!!

Ada 3 sisi dari peristiwa itu. Saya tau, mereka masing- masing marah, kesal..tapi tidak tau harus melampiaskan kemarahan pada siapa. jelas, ketiga sisi itu saling bertabrakan, tidak menemukan titik temu, setidaknya saat peristiwa itu.  

Ya, sistemlah yang membuat kemarahan itu tidak terlampiaskan. Sistem yang mengkotak- kotakkan, sistem yang memihak satu sisi, tanpa memperhatikan sistem lain. Burukkah sistem itu? Bisa ya bisa tidak...Ya jika sistem itu kaku, hanya berpihak pada satu sisi tanpa mempertimbangkan sisi lain yang mengakibatkan kecemburuan dan konflik pada sisi yang lain. Tidak jika sistem itu seperti air, bergerak sesuai tempatnya, mempertimbangkan semua sisi, bukan adil tapi bijaksana dan masing- masing sisi tersebut saling bekerja sama dengan sisi yang lain.
Contohnya : bukankah lebih menyenangkan jika, pedagang tertib, di tempat khusus, dengan petugas yang mengingatkan keberadaan mereka, dan pembeli juga tidak nyampah?Bisa diatur kan?

Pertanyaan selanjutnya, bisakah sistem itu tercipta? Tentu bisa..bukankah itu PR untuk kita semua?
Semoga, tak ada lagi kemarahan yang tidak terlampiaskan. ENJOY!!! 

Minggu, 05 Juni 2011

Abu- Abu diantara Hitam dan Putih

            Hitam...kelam tak dapat dihiasi
            Hitam...penuh amarah dan benci
            Hitam...rapuh menutup diri
            Hitam...mengeluh dalam hati

Abu-abu...tak dapat diungkapkan
Abu-abu...melatih ingatan
Abu-abu...berharap melupakan
Abu-abu...berlari penuh harapan


           Putih...bersolek dan mewangi
           Putih...mengambil banyak inti
           Putih...menjalin banyak relasi
           Putih...permainan baru siap dimulai


*Pilih sendiri warna yang Anda Pilih*

didedikasikan untuk beberapa teman yang sedang memilih...

Sabtu, 04 Juni 2011

Seri Memasak Amatir : Udang Goreng Tepung dan Capcay Sederhana

1. Udang Goreng Tepung
            Kuliti udang jerbung, buang kepalanya dan tinggalkan ekornya. Sayat tepat di bagian punggung, cuci bersih. Kemudian, balurkan udang ke tepung bumbu instan yang kering. Pastikan seluruh bagian udang tertutup rata oleh tepung. Panaskan minyak goreng, dan gorenglah udang sampai kuning kecoklatan.

2. Capcay Sederhana
           Siapkan wortel, kembang kol, jamur , sawi dan bakso. Pipihkan bawang putih secukupnya, dan tumis bersama bawang bombay hingga harum. Perlu dicatat, gunakanlah insting dalam menentukan komposisi antara bawang putih dan bawang bombay. Masukkan berturut- turut wortel, kembang kol. bakso, jamur dan sawi. Beri sedikit air, tambahkan gula, garam dan merica bubuk. Angkat sayuran saat air sudah mendidih. Melihat komposisi warnanya, dijamin, Anda akan berselera makan.

Note :
resep ini sudah diuji coba di dapur astrid dan dirasakan oleh Spekuk.Komennya saat itu, not bad!

Udang Goreng Tepung
Selamat memasak !sekali lagi, gunakanlah insting Anda...karena masakan yang dipenuhi oleh perasaan hasilnya akan luar biasa (lebay) ENJOY!

Capcay Sederhana


    

Kisah Si Pembuat Moci

Moci Isi Kacang Hijau ala Astrid
            Kemarin, saya bereksperimen di dapur. Ya, saya mencoba untuk membuat kue moci isi kacang hijau hanya berbekal resep dari sebuah tabloid dan tentu saja, insting saya sebagai seorang pemula di dapur. :p
         Pertama, saya menyiapkan bahan isian.Saya merendam kacang hijau di air mendidih selama 3 jam dan mengukusnya selama kurang lebih 15 menit. Untuk kepraktisan, saya menghaluskan kacang hijau tersebut di plastik kiloan. Hasilnya? tidak seperti yang saya harapkan! Kacang hijau tidak dapat halus secara sempurna. Kepalang tanggung, saya campur kacang hijau halus dengan gula kurang lebih 10 sendok makan, dan sedikit garam. Saya uleni di atas api kecil sambil saya tambahkan kira- kira 50 ml air. Angkat dari api saat adonan mulai kalis. Hati-hati, adonan bagian bawah bisa jadi cepat gosong karena gula yang belum tercampur rata. Sesekali uleni sambil mengangkat panci agar adonan tidak gosong. Selain itu, membersihkan panci yang gosong bukanlah pekerjaan yang menyenangkan bukan?
        Kedua, saya menyiapkan bahan kulitnya. Saya campurkan 250g tepung ketan, 50ml air gula, 100 ml air dan sedikit essence pandan. Ini adalah bagian yang sulit. Komposisi tepung ketan dan air harus pas agar memperoleh adonan yang benar- benar kalis dan bagus untuk dibentuk. Hmm, bayangkanlah lilin mainan. Ya, adonan harus seperti itu. Tidak keras juga tidak terlalu lembek agar mudah dibentuk dan tidak pecah. Bagaimana hasil adonan saya? Agak keras sehingga memepengaruhi hasil akhir.
         Ketiga, siapkan tepung tapioka secukupnya yang sudah disangrai. Gunanya untuk melumuri moci supaya tidak lengket.
         Nah, setelah adonan kulit jadi, pipihkan dan isi dengan adonan isi secukupnya. Kukus di atas daun pisang yang sudah diolesi minyak. Kukus kira-kira 10 menit. Perlu diperhatikan, saat proses pengukususan moci akan mengembang, karena itu beri jarak antar moci.
           Bagaimana hasil moci saya ? Bisa dilihat di gambar. Rasanya? kurang manis! dan kurang kenyal. jadi, adonan kulit saya kurang berhasil.:p Tak apa, yang penting saya sudah mencoba, dan saya akan mencoba lagi! ENJOY!

Jumat, 03 Juni 2011

Ringkasan Bulan Mei

            Sebulan lebih blog ini tanpa tulisan baru. Ada banyak ide yang sebenarnya ingin saya tuangkan dalam tulisan, tapi rupanya saya bukanlah penulis sejati yang dengan mudah merangkai kata untuk menjadi sebuah cerita. Saya kehabisan waktu untuk sekedar mengintip blog ini. Jadilah, bulan Mei tanpa tulisan satupun. Saya harus menulis lagi, karena terbukti menulis adalah sarana yang tepat untuk menumpahkan emosi saya.
        Apa yang terjadi di bulan Mei? Terus terang, saya agak was- was menghadapi bulan Mei. Beberapa bulan Mei saya berlalu dengan kurang menyenangkan. Ternyata Mei tahun ini berlalu dengan manis. Saya berhasil menjadi staf tetap di kantor yang baru, artinya, saya akan memperoleh tunjangan kesehatan :p. Bulan Mei ini, saya berhasil membuka rekening untuk masa depan saya, setidaknya untuk 2 tahun ke depan,ya, saya berhasil menyisihkan penghasilan saya untuk menabung. Saya sangat senang dengan perubahan positif itu.
         Saya menyebut bulan Mei kali ini adalah bulan perubahan. Ya, saya berubah...saya berubah untuk masa depan yang lebih cemerlang. Perubahan apakah itu? biarlah menjadi cerita untuk saya sendiri. Bulan ini saya berterimakasih, bersyukur karena saya bisa berubah.ENJOY!