Sabtu, 05 Februari 2011

(Terbiasa) Melewati Badai (yang pasti berlalu)

          Hari ini saya mendapat kabar yang kurang mengenakkan. Papa opname di rumah sakit. Keluhannya sama : pusing yang berputar. Mungkin, vertigo kembali harus dilewati Papa. Dengan alasan observasi, Papa harus menginap di rumah sakit. Saya sedih, tentu saja. Kenyataannya, Papa sendiri di Jember. Lagi- lagi, tetangga yang baik hati yang mengantar ke rumah sakit. Sama, ketika mama juga sakit.
          Tuhan,Mama belum sembuh benar, Engkau memberikan sakit juga pada Papa. Kami, anak-anaknya tak berada di dekat mereka. Badai itu datang lagi, kata saya dalam hati. TIDAK!!! badai ini datang, tapi tidak akan membuat kami tenggelam di dalamnya.  Kakak saya yang pertama akhirnya pulang untuk menemani Papa. Minggu depan, kakak saya yang kedua akan pulang untuk menemani Mama. Saya? sebagai pemain cadangan yang keluar belakangan. Artinya saya akan pulang paling akhir .
           Saya meyakini, dalam setiap kehidupan manusia pasti akan mengalami badai kehidupan. Pernahkah Anda mendengar sebuah lagu : Badai Pasti Berlalu yang dinyayikan Alm. Chrisye? lagu itu pernah menjadi soundtrack hidup saya karena pengalaman patah hati saya. Nyatanya, saya patah hati lagi, bukan? Apakah saya terpuruk karena patah hati? Jelas... tapi apakah saya melarutkan diri dalam badai itu? TIDAK! karena seiring waktu berjalan, toh badai itu akan mereda...atau mungkin karena saya telah terbiasa menghadapi patah hati itu. Patah hati lama- lama menjadi mati hati.
           Atau, pernahkah Anda mengalami kesulitan keuangan? Saya pun pernah mengalaminya. Ketika gaji bulanan saya habis sama sekali,  saya membayar ongkos bis dengan recehan yang tersisa, seketika itu juga saya berkata : Badai ini pasti berlalu...toh saya hanya perlu bertahan sampai gaji masuk ke rekening saya. Saya berkaca pada orang2 yang tidak punya gaji bulanan seperti saya. Panas kepanasan, dingin kedinginan mencari uang. Coba tengok, berapa penghasilan loper koran, penjual tissue., penjual minuman di jalanan? Lagi, badai itu akan berlalu karena kita merasa beruntung mendapatkan badai yang tak seberapa dibanding orang lain.
           Pernahkah Anda merasa tidak diterima di lingkungan Anda? Saya pernah, jauh sebelum saya memiliki rasa percaya diri yang tinggi, saya adalah oang yang sulit bergaul, tepatnya ketika masa kanak-kanak saya. Saya takut untuk ke sekolah, saya takut bermain dengan teman- teman di sekolah. Tapi sekarang??? saya senang bergaul dengan lingkungan yang baru. Badai mengajarkan kita untuk bertahan dari badai selanjutnya.
            Badai pasti berlalu, jika tidak berlalu, lama-kelamaan kita akan terbiasa melewatinya. Mengapa? karena kita punya akal dan rasa. Punya akal untuk mencari jalan keluar dan punya rasa untuk mengingat pahitnya badai itu jadi kita berusaha untuk menghindari badai yang sama, setidaknya untuk rasa pahit yang sama. Lalu, jika badai itu tak berlalu juga? Percayalah, insting kita sebagai manusia akan membuat kita terbiasa melewati badai itu. Bukankah biasa berarti tak aneh lagi dengan keadaan itu? Jalani saja badai itu dengan sepenuh hatimu..dan optimislah badai itu akan terlewati. SEMANGAT!!!!

                                    Petikan lagu Badai Pasti Berlalu
          awan hitam di hati yang sedang gelisah
          daun-daun berguguran
          satu satu jatuh ke pangkuan
          kutenggelam sudah ke dalam dekapan
          semusim yang lalu sebelum ku mencapai
          langkahku yang jauh

          kini semua bukan milikku
          musim itu telah berlalu
          matahari segera berganti

         gelisah kumenanti tetes embun pagi
         tak kuasa ku memandang dikau matahari

         kini semua bukan milikku
         musim itu telah berlalu
         matahari segera berganti

         badai pasti berlalu
         badai pasti berlalu
         badai pasti berlalu
         badai pasti berlalu


dedicated for: My beloved parents...get well soon pa, get well soon ma...I Love You !!!

2 komentar:

  1. yang sabar mbak, semua cobaan Tuhan pasti ada maksud dibalik itu.

    Tidaklah Tuhan memberi cobaan jika hambaNya tidak kuat menanggungnya.

    terus berdoa aja mbak, semoga papa cepet sembuh.

    BalasHapus
  2. smoga papa n mama baik-baik y, dek... sabar y...

    BalasHapus